Suatu hari nanti kita
akan menikah, bukan?
Mungkin ada orang
yang ditakdirkan untuk tidak menikah. Tapi rata-rata dari kita akan menikah
suatu hari nanti.
Menikah, punya
seorang anak atau beberapa anak, dan punya banyak cucu.
Kita akan menjadi
orang tua. Kita akan menjadi panutan. Kita akan memberi nasihat kepada mereka
supaya tidak salah langkah.
Tapi, pernahkah kita
memikirkan kisah hidup menarik dari kita yang seperti apa untuk diceritakan?
Dalam pelajaran
Bahasa Indonesia kita tahu bahwa setiap cerita mempunyai sebuah alur/plot yang
terdiri dari (secara singkat dan berurut) ; pengenalan, munculnya masalah,
konflik, klimaks, penyelesaian, the end.
Muncul masalah,
konflik, dan klimaks. Hal inilah yang akan kita bahas. Mereka terdengar
menyeramkan, bukan?
Kita sebagai manusia
cenderung menghindari konflik, kesulitan, kesukaran, kesedihan, patah hati,
kegagalan, dsb.
Tetapi itu semua
adalah hal-hal yang tidak bisa dihindarkan dari hidup kita. Kita harus melewati
itu semua.
Kita selalu merasa
takut, putus asa, menangis hingga berlarut-larut saat kita dijepit oleh
berbagai masalah.
Masalah sekolah,
ekonomi, hubungan dengan teman, orangtua, guru..
Apalagi saat harus
menghadapi bayang-bayang dari orang yang kita kasihi yang sudah tidak lagi
bersama kita
setelah
bertahun-tahun bersama, berbagi kasih, dll. Yang tertinggal hanyalah memori
indah yang tidak akan terulang lagi. Kita merasa kehilangan, kehampaan..
Dan belum lagi harus
menghadapi masalah-masalah lainnya dalam waktu bersamaan.
Sulit bukan hidup
itu? Tragis.. miris...pahit.
Saat kita
menghadapinya sering kali kita merasa putus asa, murung, tidak bisa move on,
tidak ada semangat...
Tapi apakah sikap
seperti itu yang harus kita sikapi? Apakah sikap seperti itu yang Tuhan mau
dari setiap kita?
Tidak..
Tuhan ingin setiap
kita memiliki hidup yang berkemenangan. Untuk mencapai kemenangan kita memerlukan
ujian, kesulitan, pencobaan, dsb.
Untuk mencapai nilai
bagus, kita butuh melewati sebuah ulangan. Untuk menang dalam sebuah perlombaan
lari, kita butuh bersusah payah berlari.
Tidak ada ujian,
kesulitan, dll maka tidak ada kemenangan.
Hanya ada 2
kemungkinan. Menang atau kalah. Semua tergantung diri kita masing-masing.
Apakah sikap dari
seorang pemenang adalah seperti yang disebutkan diatas? Sedih, murung, menangis
yang berlarut-larut, tak ada harapan..
Tuhan ingin setiap
kita memiliki hidup yang berkemenangan. Maka itu Ia ingin kita memiliki sikap sebagai
seorang pemenang saat menghadapi masalah.
Sikap yang beriman
kepada Tuhan, berpengharapan, sukacita (sukacita disini maksudnya bukan tertawa
terpingkal-pingkal, melainkan memiliki sikap positif), dan tetap taat dan hidup di
jalan yang benar.
Mungkin hal tersebut
tidaklah mudah dilakukan.. Mudah untuk dikatakan, sulit dilakukan.
Tetapi kita mempunyai
pegangan,sandaran dan jaminan. Yaitu kasih Tuhan kita, Yesus Kristus yang rela
mati untuk menyelamatkan kita dan janji-janjiNya saat kita diperhadapkan oleh
masalah.
Janji-janji yang
seperti apa?
Tuhan sangat
mengasihi kita. Hidup kita ada di telapak tanganNya. Dia tahu setiap kebutuhan, setiap perjuangan
&
setiap keinginan kita.
Saat kita diperhadapkan oleh masalah, ingat! Tuhan sudah memperlengkapi kita
dengan berbagai kemampuan untuk mengatasinya. Kita harus percaya itu dan berdoa
supaya kita dimampukan untuk peka dengan apa yang Tuhan ingin kita lakukan.
Tuhan itu terlalu besar.. Kita terlalu kecil. Kita tidak tahu apa rencana Tuhan
sehingga kita diperhadapkan oleh masalah-masalah tsb. Tapi kita harus tahu dan
percaya bahwa rencana Tuhan selalu berakhir dengan baik. Bahkan lebih baik
daripada sebelumnya. Ia tidak pernah merencanakan hal-hal buruk terjadi dalam
hidup kita. Ia terlalu mencintai kita. Ia merencanakan hal-hal yang terbaik
untuk kita. Sukacita yang akan kita terima nanti tidak dapat dibandingkan oleh penderitaan
yang kita alami sebelumnya. Bahkan kita akan bersyukur karena sudah mengalami
masalah tsb. Karena masalah-masalah itu diijinkan Tuhan terjadi demi tujuan
hidup kita yang lebih mulia lagi. Dan akan berlangsung untuk seterusnya. Kita
dibekali lagi untuk menghadapi permasalahan yang lebih berat lagi. Tapi sekali
lagi, itu membuat hidup kita menjadi lebih berarti lagi. Jadi bersyukurlah saat
diperhadapkan oleh masalah-masalah dan milikilah sikap yang benar. Tuhan
terlalu mencintai kita.. Tuhan membentuk diri kita, karakter kita. Ia ingin
kita hidup berkemenangan dan lebih sempurna lagi.
Kita hanya perlu beriman,
percaya padaNya, dan terus berdoa meminta kekuatan dan damai sejahteraNya tetap
melekat di hati kita. Saat hati kita dikuatkan dan dipenuhi oleh damai
sejahtera, kita akan mengalami sukacita yang sulit untuk dijelaskan. Kita akan
berpengharapan lagi. Bahkan hidup kita akan semakin memuliakanNya. Sukacita
ditengah badai. Indah bukan? Kita harus tahu bahwa kesulitan, ujian, semuanya
itu tidaklah lama. Pasti akan berakhir. Berakhir dengan indah. Dan sukacitanya
berlangsung untuk seterusnya. Bersyukurlah saat kita mengalami ujian. Kita
sedang bertumbuh. Kita sedang naik ke level kehidupan yang lebih tinggi. Kita
menjadi lebih kuat, lebih baik, dan lebih teruji. Tuhan akan menggantikan air
mata, penderitaan, luka di hati kita menjadi sebuah kebahagiaan dan sukacita
yang tidak dapat direbut oleh apapun juga. Just believe and have faith! Hal ini
benar-benar terbukti.
Kabar baiknya lagi,
semua permasalahan dan kesulitan-kesulitan itu akan menjadi sebuah cerita yang
sangat indah….
Suatu saat nanti kita
akan memiliki kisah-kisah hidup kita untuk diceritakan kepada anak cucu kita.
Dengan wajah yang menerawang jauh dengan bangga kita akan menceritakannya. Menjadi suatu harapan dan motivasi serta semangat untuk mereka. Kita bisa
mengubah hidup seseorang. Bahkan, kita bisa saja dapat mengubah bangsa dan
dunia. Hanya dari sebuah cerita luar biasa. Ya, tentunya saat kita benar-benar
bertekun di dalam Tuhan sehingga menghasilkan sebuah kisah hidup yang luar biasa
untuk diceritakan.
-Consider it pure joy, whenever
u face trials of many kinds, because u know that the testing of your faith develops
perseverance. -Jame 1:2
No comments:
Post a Comment