Sunday, December 30, 2012

Stories to be told


Suatu hari nanti kita akan menikah, bukan?
Mungkin ada orang yang ditakdirkan untuk tidak menikah. Tapi rata-rata dari kita akan menikah suatu hari nanti.
Menikah, punya seorang anak atau beberapa anak, dan punya banyak cucu.
Kita akan menjadi orang tua. Kita akan menjadi panutan. Kita akan memberi nasihat kepada mereka supaya tidak salah langkah.
Tapi, pernahkah kita memikirkan kisah hidup menarik dari kita yang seperti apa untuk diceritakan?
Dalam pelajaran Bahasa Indonesia kita tahu bahwa setiap cerita mempunyai sebuah alur/plot yang terdiri dari (secara singkat dan berurut) ; pengenalan, munculnya masalah, konflik, klimaks, penyelesaian, the end.
Muncul masalah, konflik, dan klimaks. Hal inilah yang akan kita bahas. Mereka terdengar menyeramkan, bukan?
Kita sebagai manusia cenderung menghindari konflik, kesulitan, kesukaran, kesedihan, patah hati, kegagalan, dsb.
Tetapi itu semua adalah hal-hal yang tidak bisa dihindarkan dari hidup kita. Kita harus melewati itu semua.
Kita selalu merasa takut, putus asa, menangis hingga berlarut-larut saat kita dijepit oleh berbagai masalah.
Masalah sekolah, ekonomi, hubungan dengan teman, orangtua, guru..
Apalagi saat harus menghadapi bayang-bayang dari orang yang kita kasihi yang sudah tidak lagi bersama kita
setelah bertahun-tahun bersama, berbagi kasih, dll. Yang tertinggal hanyalah memori indah yang tidak akan terulang lagi. Kita merasa kehilangan, kehampaan..
Dan belum lagi harus menghadapi masalah-masalah lainnya dalam waktu bersamaan.
Sulit bukan hidup itu? Tragis.. miris...pahit.
Saat kita menghadapinya sering kali kita merasa putus asa, murung, tidak bisa move on, tidak ada semangat...
Tapi apakah sikap seperti itu yang harus kita sikapi? Apakah sikap seperti itu yang Tuhan mau dari setiap kita?
Tidak..
Tuhan ingin setiap kita memiliki hidup yang berkemenangan. Untuk mencapai kemenangan kita memerlukan ujian, kesulitan, pencobaan, dsb.
Untuk mencapai nilai bagus, kita butuh melewati sebuah ulangan. Untuk menang dalam sebuah perlombaan lari, kita butuh bersusah payah berlari.
Tidak ada ujian, kesulitan, dll maka tidak ada kemenangan.
Hanya ada 2 kemungkinan. Menang atau kalah. Semua tergantung diri kita masing-masing.
Apakah sikap dari seorang pemenang adalah seperti yang disebutkan diatas? Sedih, murung, menangis yang berlarut-larut, tak ada harapan..
Tuhan ingin setiap kita memiliki hidup yang berkemenangan. Maka itu Ia ingin kita memiliki sikap sebagai seorang pemenang saat menghadapi masalah.
Sikap yang beriman kepada Tuhan, berpengharapan, sukacita (sukacita disini maksudnya bukan tertawa terpingkal-pingkal, melainkan memiliki sikap positif), dan tetap taat dan hidup di jalan yang benar.
Mungkin hal tersebut tidaklah mudah dilakukan.. Mudah untuk dikatakan, sulit dilakukan.
Tetapi kita mempunyai pegangan,sandaran dan jaminan. Yaitu kasih Tuhan kita, Yesus Kristus yang rela mati untuk menyelamatkan kita dan janji-janjiNya saat kita diperhadapkan oleh masalah.
Janji-janji yang seperti apa?
Tuhan sangat mengasihi kita. Hidup kita ada di telapak tanganNya. Dia tahu setiap kebutuhan, setiap perjuangan & setiap keinginan kita. Saat kita diperhadapkan oleh masalah, ingat! Tuhan sudah memperlengkapi kita dengan berbagai kemampuan untuk mengatasinya. Kita harus percaya itu dan berdoa supaya kita dimampukan untuk peka dengan apa yang Tuhan ingin kita lakukan. Tuhan itu terlalu besar.. Kita terlalu kecil. Kita tidak tahu apa rencana Tuhan sehingga kita diperhadapkan oleh masalah-masalah tsb. Tapi kita harus tahu dan percaya bahwa rencana Tuhan selalu berakhir dengan baik. Bahkan lebih baik daripada sebelumnya. Ia tidak pernah merencanakan hal-hal buruk terjadi dalam hidup kita. Ia terlalu mencintai kita. Ia merencanakan hal-hal yang terbaik untuk kita. Sukacita yang akan kita terima nanti tidak dapat dibandingkan oleh penderitaan yang kita alami sebelumnya. Bahkan kita akan bersyukur karena sudah mengalami masalah tsb. Karena masalah-masalah itu diijinkan Tuhan terjadi demi tujuan hidup kita yang lebih mulia lagi. Dan akan berlangsung untuk seterusnya. Kita dibekali lagi untuk menghadapi permasalahan yang lebih berat lagi. Tapi sekali lagi, itu membuat hidup kita menjadi lebih berarti lagi. Jadi bersyukurlah saat diperhadapkan oleh masalah-masalah dan milikilah sikap yang benar. Tuhan terlalu mencintai kita.. Tuhan membentuk diri kita, karakter kita. Ia ingin kita hidup berkemenangan dan lebih sempurna lagi.
Kita hanya perlu beriman, percaya padaNya, dan terus berdoa meminta kekuatan dan damai sejahteraNya tetap melekat di hati kita. Saat hati kita dikuatkan dan dipenuhi oleh damai sejahtera, kita akan mengalami sukacita yang sulit untuk dijelaskan. Kita akan berpengharapan lagi. Bahkan hidup kita akan semakin memuliakanNya. Sukacita ditengah badai. Indah bukan? Kita harus tahu bahwa kesulitan, ujian, semuanya itu tidaklah lama. Pasti akan berakhir. Berakhir dengan indah. Dan sukacitanya berlangsung untuk seterusnya. Bersyukurlah saat kita mengalami ujian. Kita sedang bertumbuh. Kita sedang naik ke level kehidupan yang lebih tinggi. Kita menjadi lebih kuat, lebih baik, dan lebih teruji. Tuhan akan menggantikan air mata, penderitaan, luka di hati kita menjadi sebuah kebahagiaan dan sukacita yang tidak dapat direbut oleh apapun juga. Just believe and have faith! Hal ini benar-benar terbukti.
Kabar baiknya lagi, semua permasalahan dan kesulitan-kesulitan itu akan menjadi sebuah cerita yang sangat indah….
Suatu saat nanti kita akan memiliki kisah-kisah hidup kita untuk diceritakan kepada anak cucu kita. Dengan wajah yang menerawang jauh dengan bangga kita akan menceritakannya. Menjadi suatu harapan dan motivasi serta semangat untuk mereka. Kita bisa mengubah hidup seseorang. Bahkan, kita bisa saja dapat mengubah bangsa dan dunia. Hanya dari sebuah cerita luar biasa. Ya, tentunya saat kita benar-benar bertekun di dalam Tuhan sehingga menghasilkan sebuah kisah hidup yang luar biasa untuk diceritakan.




-Consider it pure joy, whenever u face trials of many kinds, because u know that the testing of your faith develops perseverance. -Jame 1:2




No comments:

Post a Comment